LKS 3 : Mengidentifikasi Batuan Beku Secara
Megaskopik (Untuk Siswa)

Tujuan
Dalam praktikum
ini anda dapat membedakan mineral-mineral penyusun batuan beku (Rock Fragmen
Minerals) dan dapat membedakan jenis-jenis batuan beku, serta dapat memberi
nama berbagai jenis batuan beku.
Alat dan Bahan
1. Peraga macam-macam batuan beku.
2. Format deskripsi batuan beku
3. Tabel mineral-mineral utama penyusun batuan
4. Lup
5. HCl
6. Komperator mineral
7. Tabel klasifikasi batuan
berdasarkan Russel B. Travis
8. Modul
Prosedur
1. Menjelaskan
kepada siswa defenisi batuan beku, klasifikasi batuan beku, sifat-sifat fisik
dari batuan beku, serta memberi nama dan menjelaskan genesanya. .
Batuan beku didefinisikan sebagai kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil pembekuan magma yang mendingin (W T Huang,1962).
Klasifikasi batuan beku dilakukan
dengan 3 (tiga) patokan utama, yaitu :
-
Berdasarkan genetic mineral yang dikandung
-
Berdasarkan senyawa kimia yang dikandung
-
Berdasarkan susunan mineralnya
A.
Berdasarkan genetik minaeral yang dikandung, maka
batuan beku terdiri dari :
1.
Batuan beku Ekstrusif : merupakan batuan hasil pembekuan lava di muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut,
batuan ini mempunyai ukuran kristal yang halus (glacy) karena hasil pembekuan
cepat.
2.
Batuan beku Intrusif : merupakan batuan hasil pembekuan
di bawah permukaan, dimana sifat batuan ini menerobos batuan yang ada
sebelumnya. Berdasarkan prinsip penerobosannya dikelompokkan menjadi Konkordan
berupa : silt, lakolit, lavorit Diskordan
berupa : stok, batolit, dike, vulkanik neck
B.
Berdasarkan kandungan kimia. Pembagian batuan beku
berdasarkan kandungan sili kanya
(SiO2), maka batuan beku dapat dibagi :
Jenis Batuan
|
Kandungan
Silika
|
Batuan Beku Asam
|
>66%
|
Batuan Beku Intermediet
|
52-66%
|
Batuan Beku Basa
|
42-52%
|
Batuan Beku Ultra Basa
|
<45%
|
C.
Berdasarkan Mineraloginya Pembagian berdasarkan
mineraloginya dalam klasifikasi ini mineral yang biasa digunakan adalah kuarsa,
plagioklas,dan feldspar, serta dikompilasi dengan Tekstur batuan beku (lihat
table table klasifikasi (Russel B.Travis)
Sifat-sifat Fisik Batuan Beku
1.
Tekstur : dapat diterangkan hubungan antara mineral
dengan massa glass yang membentuk massa merata dari batuan. Tekstur batuan beku
(Williams,1982) meliput :
a.
Kristalinitas (derajat kristalisasi)
b.
Granularitas
c.
Kemas (Fabric)
a. Derajat
Kristalisasi(Kristalinitas)
Derajat Kristalisasi(Kristalinitas) adalah
jumlah proporsi kristal dan massa
glass dalam batuan, yang dikenal ada 3 macam, yaitu :
1.
Holokristalin, jika batuan tersusun seluruhnya olah massa kristal.
2.
Hipokristalin; jika batuan tersusun sebagian oleh massa kristal, dan sebagian oleh massa glass.
3.
Holohyalin, Jika batuan tersusun seluruhnya oleh massa glass.
b. Granularitas
Granularitas
Adalah ukuran butir kristal dan bentuknya dalam batuan beku, terdiri dari :
1.
Afanitik : Apabila ukuran kristal dalam bentuk batuan
beku berukuran sangat halus dan tidak
bisa dibedakan secara megaskopik.
2.
Faneritik : Apabila ukuran kristal dapat dibedakan.
c. Kemas
Kemas meliputi
Bentuk kristal dan Relasi.
Ø
Bentuk kristal ditinjau dari dua dimensi dikenal
ada 3 macam, yaitu :
1.
Euhedral, apabila kristal dibatasi bidang kristal yang
sempurna.
2.
Subhedral, apabila kristal dibatasi oleh sebagian
bidang yang sempurna.
3.
Anhedral, apabila
bidang-bidang kristal dibatasi oleh bidang-bidang yang tidak sempurna.
Ø
Relasi
Relasi
merupakan hubungan antara kristal yang satu dengan yang lain dari segi ukuran,
yaitu:
a.
Equigranular; apabila mineral mempunyai ukuran butir
yang relative sama atau seragam, terdiri dari :
ü
Ponidiomorfik granular: bila sebagian besar kristal seragam dan
euhedral.
ü
Hipodiomorfik, bila sebagian besar kristal seram
dan subhedral.
ü
Aludiomorfik, bila sebagian besar kristal
seragam dan anhedral
b. Inequigranular, apabila mineralnya meliputi ukuran
butir yang tidak sama,yaitu:
ü
Porfiritik, kristal besar (fenokris) yang
tertanam dalam massa
dasar kristal yang halus.
ü
Vitroferik ; fenokris yang tertanam dalam massa dasar glass.
ü
Porfiro afanitik ; apabila fenokris yang
tertanam dalam massa
dasar afanitik.
ü
Felsoferik ; apabila fenokris yang tertanam
dalam massa
dasar berupa intergrouth antara
feldspar dan kuarsa.
2.
Membimbing siswa dalam mengidentikasi
batuan beku seefektif mungkin.
3.
Membagikan beberapa peraga batuan beku, dan table
komperator.
4.
Membantu siswa menggunakan table komperator dan
klasifikasi batuan berdasarkan Russel B
Travis.
5.
Siswa dibimbing dengan memberi contoh dengan
mengidentifikasi 2 peraga batuan beku bersama – sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar